Saatnya Buka Mata Tentang Kebakaran Hutan, Apakah Faktor Alam yang Lebih Sering Jadi Penyebabnya ?

 

Pixabay.com
Ilustrasi Hutan (Tangkapan layar/pixabay.com)

Yayukya - Kebakaran hutan sering dikaitkan dengan musim kemarau atau musim panas. Dikombinasikan dengan cuaca ekstrem, gelombang panas, dan angin kering, kebakaran menjadi semakin parah dan sulit dikendalikan. 

Di Indonesia, kebakaran hutan yang biasanya terjadi di beberapa tempat seperti pulau Kalimantan dan Sumatera menimbulkan kabut asap yang mengganggu kehidupan masyarakat di tempat tersebut. Warga negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura jarang merasakan kabut asap. 

Selain di Indonesia, kebakaran hutan juga melanda beberapa negara di Amerika dan Eropa, khususnya selama setahun terakhir.Menurut laporan Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California, lebih dari 7.000 kebakaran hutan terjadi di California, AS pada tahun 2021. 

Kebakaran hutan juga menghancurkan hingga 7.770 kilometer persegi lahan.Tentang kebakaran hutan yang melanda Taman Nasional Sequoia pada tahun 2020. 

Pada tahun yang sama, kebakaran hutan besar-besaran di Australia hampir memusnahkan spesies pinus Wollemi yang terancam punah. #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku

Baca Juga : Vitamin C Memiliki Banyak Manfaat Serta Kegunaan Untuk Kesehatan Kulit yang Segar Dan Bersinar

Kebakaran akibat kekeringan dan panas hingga 40 derajat menghanguskan 7,3 miliar hektare lahan. Selama tahun 2021, kebakaran hutan juga terjadi di beberapa negara Eropa, seperti Yunani, Turki, pada lahan gambut yang berada di wilayah Lingkar Arktik.

Sementara kebakaran hutan saja sudah sangat merusak dan berbahaya, kebakaran hutan bahkan lebih berbahaya dan sulit dikendalikan.Hal ini karena gambut memiliki kandungan karbon yang tinggi, yang menyebabkan lebih banyak emisi karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer jika terjadi kebakaran.

Misalnya, lahan gambut di Kutub Utara dapat melepaskan hingga 244 megaton karbon dioksida. Jumlah tersebut tercatat sebagai rekor persentase, 35% lebih banyak dari tahun lalu.

Tanaman yang dapat beradaptasi dengan kebakaran hutan

Hampir semua orang setuju bahwa kebakaran hutan berdampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan, sosial, dan ekonomi masyarakat.

Tapi tahukah Anda bahwa ada tanaman yang bisa beradaptasi dengan kebakaran hutan?Dalam Lima Mitos Tentang Kebakaran Hutan, BBC Future berpendapat bahwa kebakaran hutan juga berperan penting dalam kelestarian ekosistem selama ribuan tahun dan keberadaan kehidupan setelah kebakaran.

Misalnya yang terjadi pada redwood dan boxwood (Pinus merkusii), dimana api atau api yang menimbulkan panas dan suhu tinggi dapat mendorong pertumbuhan tanaman tersebut. Keduanya tergolong tumbuhan runjung, kelompok angiospermae (tanaman yang bijinya tidak dilindungi indung telur) dimana tumbuhan runjung merupakan organ pembawa biji.

Untuk bereproduksi, kayu merah dan biji pohon memerlukan panas api untuk memecahkan kulit biji yang keras sehingga benih dapat berkecambah dan menghasilkan bibit baru. 

Letusan gunung berapi yang mengeluarkan berbagai material seperti lava, aliran gas piroklastik, dan awan panas dapat menyebabkan kebakaran yang juga membakar vegetasi di sekitarnya.

Tetapi api yang dipicu oleh awan hangat juga dapat mendorong suksesi sekunder. Suksesi sekunder terjadi ketika, setelah awan panas atau kebakaran, masih ada beberapa tumbuhan yang masih hidup, bertunas atau tersisa dalam warisan biologisnya.

Karena letusan, bumi yang tertutup lahar yang tandus dan membatu perlahan mulai retak. Dari retakan tersebut muncul tanaman pionir, seperti lumut dan pakis, yang dapat memfasilitasi pertumbuhan tanaman tingkat tinggi lainnya di wilayah tersebut.

Baca Juga : Cappadocia Kota di Turki Sempat Viral di Kisah Layangan Putus, Ini 6 Aktivitas Seru yang Dapat dilakukan

Apa penyebab paling umum dari kebakaran hutan?

Kebakaran hutan adalah kebakaran berskala besar dan luas yang terjadi dengan cepat dan tidak terkendali. Pada dasarnya kebakaran hutan dapat disebabkan oleh faktor alam dan ulah manusia.

Mengenai faktor alam yang dapat menyebabkan kebakaran hutan, seperti sambaran petir, letusan gunung berapi, dan perubahan iklim atau lebih tepatnya pemanasan global yang menyebabkan suhu bumi meningkat.

Sedangkan kebakaran hutan dapat disebabkan oleh kebiasaan membuang dupa yang masih menyala ke dalam hutan, api tidak padam dengan baik, membakar sampah, membuka lahan (biasanya untuk perkebunan kelapa sawit/kopi/cokelat dan untuk kepentingan hutan), penebangan liar dll.

Meskipun kebakaran hutan dapat terjadi karena faktor alam, namun tidak dapat dipungkiri bahwa lebih sering penyebabnya disebabkan oleh faktor manusia.

Adapun salah satu faktor alam yang memicu pemanasan global berupa perubahan iklim, sebenarnya juga disebabkan oleh ulah manusia yang banyak menimbulkan jejak karbon (bahkan berlebihan).

Jika intensitas api terlalu tinggi dan suhu terlalu panas, kelangsungan hidup tanaman ini tetap terancam.Dan hal ini dialami oleh beberapa pohon redwood di California, AS, dan spesies tumbuhan lain yang mengalami nasib serupa.

Meskipun peran hutan dalam mitigasi perubahan iklim sangat penting, namun kepunahan suatu spesies tumbuhan atau hewan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Jika keseimbangan ini rusak, siapa lagi yang akan merasakan kerugian di kemudian hari, jika bukan masyarakat itu sendiri?"Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!"

 

Referensi :  1, 2, 3, 4, 5, 6

 

Post a Comment

0 Comments