Melihat Potret Hutan, Awal Musim Kemarau Berpotensi Picu Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)


cottonbro
Antisipasi Kebakaran Hutan (Pexels.com/cottonbro)

Yayukya - Jika sebuah pohon memiliki sejarah, maka hutan memiliki nilai filosofis yang lebih tinggi yaitu sebagai paru-paru dunia. 

Namun, paru-paru bisa rusak jika merawatnya tidak lebih baik daripada merusaknya. Mungkin inilah potret sejati hutan Indonesia yang nilai filosofisnya terus berkurang. 

Sampai saat ini kehutanan Indonesia kurang memperhatikan hakikat filosofinya, sehingga kelestarian lingkungan terganggu, dan akibatnya hutan Indonesia banyak yang menderita #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku.

Efek merugikan dari penggundulan hutan seumur hidup

Hutan memiliki manfaat yang baik bagi makhluk hidup, hutan sebagai penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida telah memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup manusia dan juga lingkungan. 

Namun saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa deforestasi menjadi perhatian besar, bagaimana tidak, hutan yang ada saat ini telah banyak berubah fungsi sedemikian rupa sehingga mengancam kelangsungan hidup manusia dan juga lingkungan. 

Banyak hutan yang saat ini digunduli karena penebangan liar dan juga karena perubahan lahan akibat ulah manusia yang mementingkan diri sendiri, tanpa mengetahui bahwa ini adalah bencana bagi kehidupan.

Tidak hanya manusia yang terancam punah, tetapi juga ekosistem makhluk hidup lainnya, karena hutan merupakan ekosistem kompleks yang mempengaruhi hampir semua spesies di bumi.

Baca Juga :  Saatnya Buka Mata Tentang Kebakaran Hutan, Apakah Faktor Alam yang Lebih Sering Jadi Penyebabnya ?

Deforestasi atau penggundulan hutan saat ini terjadi hampir di seluruh dunia, dimana kerusakan tersebut terutama disebabkan oleh ulah manusia. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), hampir 7,3 juta hektar hutan hilang di dunia setiap tahun.  

Tentunya hal ini semakin mengancam kehidupan manusia, dan penggundulan hutan dipicu oleh kegiatan industri, khususnya industri kayu. Faktor lainnya adalah karena alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan atau bisa juga dijadikan lahan pemukiman warga. 

Hal ini tentunya harus diatasi, karena semakin hari semakin banyak hutan yang ditebang, dan hal tersebut tentunya berdampak buruk bagi kehidupan, apalagi sebagai sumber bencana alam besar.

Mengurangi kualitas oksigen Hutan merupakan penghasil oksigen (O2) terbesar dan hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Itulah sebabnya ada istilah yang mengatakan hutan adalah paru-paru bumi. 

Namun, banyaknya hutan yang rusak menurunkan kualitas oksigen. Karena semakin sedikit tanaman yang ada di hutan, semakin sedikit pula oksigen yang dihasilkan. Akibatnya, kualitas oksigen menurun. 

Penyebab Banjir Besar Maraknya penebangan liar membuat hutan semakin terlantar, tentu saja menyebabkan banjir besar dan juga banjir bandang. karena setidaknya ada pohon di hutan, mereka tidak bisa menyerap air hujan. 

Bahwa saat hujan, air meluap karena akar pohon tidak menyerapnya. Bencana kekeringan Penggundulan hutan dapat menyebabkan kekeringan. Jika ada sedikit pohon, hanya sedikit air yang terserap. Juga mengurangi air tanah. 

Baca Juga : Sajian Menu Sate Kuliner Khas Nusantara, Dengan Cita Rasa Lokal yang Menggugah Selera

Bahkan sejumlah kecil air tanah dapat menyebabkan kekeringan yang mempengaruhi alam.

Penyebab tanah longsor Tumbuhan dan pepohonan di kawasan hutan memperkuat struktur tanah, sehingga jika terjadi hujan lebat, air tidak langsung jatuh ke tanah, karena akar pepohonan menyerap air hujan. 

Namun, penggundulan hutan dan pemindahan menyebabkan tanah longsor yang besar. karena akar tanaman tidak bisa lagi menyerap air hujan. 

Gangguan sirkulasi air Kita tahu bahwa pohon berperan penting dalam siklus air, yaitu menyerap air hujan dan menghasilkan uap air yang kemudian dilepaskan ke atmosfer. 

Dengan kata lain, semakin sedikit pohon yang ada di permukaan tanah, berarti kandungan air di udara yang kemudian kembali ke tanah sebagai hujan juga semakin rendah. 

Kebakaran hutan dan lahan adalah peristiwa dimana hutan atau lahan terbakar secara alami atau karena ulah manusia dan menimbulkan kerusakan ekologis yang menimbulkan kerugian ekologis, ekonomi, sosial budaya dan politik. 

Kebakaran hutan dan lahan merupakan kejadian tahunan yang terjadi terutama pada musim kemarau baik di kawasan hutan negara maupun lahan masyarakat, namun kebakaran hutan dan lahan merupakan tanggung jawab kita bersama. 

Musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih basah dari puncak musim kemarau tahun lalu pada Agustus 2020, namun musim kemarau masih berlangsung hingga pertengahan Oktober 2020. 

Meski musim kemarau cenderung lebih basah dan di tengah pandemi Covid-19- pandemi, masalah kebakaran hutan dan lahan juga tidak bisa diabaikan di tahun ini, justru kita berharap meningkatkan kewaspadaan bersama dengan terus meningkatkan kerjasama, pengelolaan hutan dan lahan. , kebakaran, dengan mempertimbangkan keselamatan petugas. sesuai protokol kesehatan.

Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan di Indonesia akhir-akhir ini merupakan bencana yang disebabkan oleh kesengajaan beberapa orang. Namun terkadang kebakaran hutan juga dapat disebabkan oleh faktor alam, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa kebakaran hutan yang sudah menjadi tahunan di Indonesia disebabkan oleh faktor manusia yang mempengaruhi rusaknya hutan. 

Penyebab kebakaran hutan dan pengelolaannya tercantum di bawah ini: 

pexels.com/ Chavdar Lungov
Green Forest / (chavdar Lungov)

1. Kebakaran yang disebabkan oleh alam Ada beberapa fenomena alam yang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam biasanya tidak berdampak besar. 

Dan secara umum, kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam tidak menyebabkan kerusakan sebanyak kebakaran yang disebabkan oleh manusia. 

Berikut beberapa fenomena alam yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan. Musim panas yang panjang. Musim kemarau yang berkepanjangan dapat menyebabkan kenaikan suhu di berbagai tempat termasuk hutan. Temperatur yang tinggi ini dapat menyebabkan kebakaran. Sambaran Petir Sambaran petir juga dapat menyebabkan kebakaran hutan. 

Perubahan iklim akibat pemanasan global juga dapat menyebabkan seringnya petir. Aktivitas vulkanik. Ini bisa terjadi di daerah vulkanik. 

Kawasan hutan gunung berapi dapat terbakar selama aktivitas vulkanik. Misalnya, ketika gunung berapi meletus, lahar dari gunung tersebut mengenai hutan di sekitar gunung tersebut, sehingga hutan tersebut terbakar. 

Api bumi Wildfire adalah api yang dimulai di dalam tanah. Penyebab kebakaran bawah tanah ini adalah musim kemarau yang berkepanjangan. 

Kebakaran ini biasanya terjadi di daerah rawa, sehingga rawa terbakar pada musim kemarau panjang saat suhu naik. 

Meski kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam sangat mungkin terjadi, namun kebakaran hutan yang melanda Indonesia setiap tahun sayangnya merupakan bencana buatan manusia.

2. Api buatan manusia Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan merupakan bencana tahunan yang sudah lama terjadi di Indonesia. Bahkan, beberapa.

Lantas apa saja faktor yang dapat menyebabkan kebakaran dari sudut pandang faktor manusia itu sendiri? Berikut penjelasan penyebab kebakaran hutan oleh manusia. 

Pembakaran lahan yang tidak terkendali berdampak melalui deforestasi. Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga menjalar ke lahan hutan menjadi penyebab kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia. 

Pembukaan lahan untuk perkebunan biasanya menjadi latar belakang terjadinya pembakaran lahan. Namun, dalam skala kecil, kebakaran ini bisa dipadamkan. Jika api ini adalah karya perusahaan besar dan dalam skala besar, sayangnya akan sangat sulit untuk memadamkan api. 

Kebakaran seperti itu sangat berbahaya di daerah gambut atau rawa. Konflik antara perusahaan dan masyarakat pemilik tanah. 

Perusahaan yang ingin mengambil alih tanah dari pemilik tanah masyarakat biasanya membakar tanah yang disengketakan. 

Pembakaran lahan dapat menyebabkan degradasi lahan sehingga nilai lahan menurun. Hal ini memudahkan perusahaan untuk merebut tanah dari pemilik tanah. Aksi protes warga sekitar. 

Warga sekitar yang merasa tanahnya diambil alih juga kerap membakar lahan sebagai protes karena perusahaan perkebunan telah mengambil alih tanah mereka. Faktor ekonomi masyarakat setempat. 

Masyarakat setempat yang ingin membuka lahan dan memiliki sedikit uang biasanya langsung melakukan pembukaan lahan. Mereka membakar hutan untuk membuka lahan baru.

Cara ini dinilai lebih mudah dan murah, meski akibatnya sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan serta lebih mudah menimbulkan polusi udara. Kurangnya perlindungan hukum. 

Meski aturan pembakaran hutan jelas dilarang karena hukum yang diberikan kepada pelanggar masih sangat lemah, hal ini juga menyebabkan banyak orang melanggar aturan dan membakar hutan secara massal untuk membuka lahan. 

Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar. Meninggalkan jejak api atau membuang pipa asap ke dalam hutan. 

Ini biasanya terjadi pada pendaki gunung atau orang yang bepergian di hutan. Api yang terbakar biasanya dibiarkan begitu saja, sehingga dapat menimbulkan kebakaran.

Akibat kebakaran hutan Kebakaran hutan berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Konsekuensi dari kebakaran hutan mengikuti. 

Penyebab bencana banjir adalah hutan yang terbakar dan menyebabkan hutan ditebang sehingga tidak dapat menyimpan air pada musim hujan yang juga akan menyebabkan tanah longsor. 

Rusaknya flora dan fauna yang hidup di hutan. Penyebaran emisi karbondioksida ke udara. Asap dari kebakaran hutan yang besar menguap ke atmosfer dan dapat menyebabkan pemanasan global. 

Akibat kebakaran hutan, jumlah bahan baku industri yang menggunakan kayu atau bahan lain dari hutan berkurang. 

Asap dari pembakaran hutan dapat menyebabkan penyakit seperti ISPA dan mengurangi jarak pandang akibat kabut asap. Kebakaran juga dapat mengurangi sumber air, sehingga kekeringan dapat menjadi bencana pasca kebakaran.

Penanganan kebakaran hutan Kebakaran hutan yang terjadi pada areal yang luas dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan juga kesehatan masyarakat. 

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana melindungi hutan dan mencegah atau mengendalikan kebakaran hutan agar bencana tersebut tidak merusak lingkungan. 

Baca juga : Vitamin C Memiliki Banyak Manfaat Serta Kegunaan Untuk Kesehatan Kulit yang Segar Dan Bersinar

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi kebakaran hutan antara lain: Waspadai kawasan hutan dengan titik nyala yang cukup tinggi yang dapat memicu kebakaran hutan. 

pexels.com

 

Kisaran ini harus dipertimbangkan selama musim kemarau panjang. Jangan membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan. 

Jangan membuang puntung rokok sembarangan ke dalam hutan. Jangan tinggalkan api di hutan. Api harus dipadamkan sebelum meninggalkan hutan. Melakukan patroli hutan secara rutin untuk memantau keadaan hutan. 

Pemotretan reguler, terutama di area dengan skor tinggi. Sediakan mobil pemadam kebakaran yang siap berangkat. Untuk kebakaran hutan kecil, semprotkan langsung pada area yang terbakar. 

Jika terjadi kebakaran berskala besar, gunakan helikopter untuk menyemprotkan air dari udara dan membuat hujan buatan.

Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang dapat menimbulkan korban jiwa maupun harta benda dan dapat terjadi dimana saja. 

Kebakaran dapat disebabkan oleh pembakaran atau proses alam yang terjadi secara spontan atau karena kelalaian manusia. 

Api yang tidak terkendali dari proses ini menyebabkan kebakaran. Kebakaran yang disebabkan oleh proses alam yang spontan atau kecerobohan manusia sering kita jumpai di kawasan pemukiman maupun di hutan dan ladang. 

Penyebab kebakaran: 

1. Terbakar pada musim kemarau atau pada saat panas terik dan angin kencang

2. Buang puntung rokok sembarangan 

3. Sembarangan menggunakan alat penerangan tradisional seperti lilin, lampu tempel, petromax dan obat nyamuk bakar. 

4. Instalasi listrik yang buruk seperti kabel yang terkelupas, penggunaan stopkontak yang bertumpuk dapat menyebabkan kebakaran. 

4. Membiarkan oven menyala terus menerus

5. Riang saat menggunakan kompor dan botol gas. 

Faktor Terjadinya kebakaran: 

1. Faktor Manusia Misalnya kelalaian, kecerobohan, kehati-hatian dan ketidaktahuan terhadap aturan pengguna/konsumen listrik menjadi faktor utama penyebab terjadinya kebakaran listrik

2. Faktor Teknis: Kebakaran dapat disebabkan oleh faktor teknis, antara lain proses kimia, kelistrikan, dan fisika/mekanik

3. Faktor Alam: Kebakaran dapat terjadi secara alami, misalnya karena kebakaran. akibat sambaran petir, letusan gunung berapi, atau pembakaran batu bara. Hujan juga merupakan faktor alam yang dapat mempengaruhi kebakaran

Tindakan Mitigasi Bencana 

Penyebab kebakaran, apa yang harus dilakukan: 

1. Bentuk sukarelawan kebakaran

2. Penyuluhan dan sosialisasi terkait pencegahan kebakaran 

3. Menyelenggarakan pelatihan pemadam kebakaran 

4. Kebakaran hutan dan lahan: pemasangan rambu peringatan kebakaran hutan 

Selama kebakaran: 

1. Hubungi pemadam kebakaran (DAMKAR) terdekat

2. Hilangkan unsur-unsur penyebab kebakaran, seperti pengurangan jumlah oksigen, dengan menutupi pembakar dengan kain basah atau pasir

3. Kaji korban kebakaran 

Dengan dimulainya musim kemarau saat ini, kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan sangat tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk berpartisipasi dan terlibat dalam menangani kemungkinan terjadinya kebakaran tersebut "Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!".

 

 

Sumber Referensi :

https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-buruk-akibat-kerusakan-hutan-bagi-kehidupan

https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-buruk-akibat-kerusakan-hutan-bagi-kehidupan

https://bpbd.limapuluhkotakab.go.id/Welcome/lihatBerita/522

 https://bpbd.klaten.go.id/compro/masuk-musim-kemarau-waspadai-kebakaran

Post a Comment

0 Comments