Mengenal Tentang Apa Itu Digital Native: Definisi, Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Bisnis

 


Yayukya -  Pernahkah Anda mendengar istilah digital native? Istilah ini kini menjadi perbincangan di kalangan pebisnis dan pegiat teknologi. Mereka adalah bagian dari kemajuan teknologi yang pesat saat ini.

Apa sebenarnya digital native itu? Bagaimana perkembangannya dan apa dampaknya terhadap bisnis dan teknologi? Anda akan memahaminya lebih detail. Mulai dari pengertian, sejarah, potensi hingga dampaknya. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini ya? 

 

Apa itu Digital Native? 

 

Secara garis besar, digital native mengacu pada orang-orang yang lahir dan besar di era digital. Dengan demikian mereka berinteraksi dengan teknologi sejak dini dan sangat pandai memanfaatkannya. 

 

Masyarakat digital sangat berpengetahuan dan akrab dengan berbagai istilah dunia digital. Seiring berkembangnya zaman di era digital, pertumbuhan mereka tidak bisa dipisahkan dari teknologi. 

 

Oleh karena itu, mereka sangat terbiasa menggunakan teknologi dan biasanya sulit hidup tanpanya. 

 

Teknologi berkembang pesat setiap tahun dan mempengaruhi berbagai wilayah di dunia. Mulai dari bisnis, pendidikan, kesehatan, media dan masih banyak lagi. 

 

Generasi digital native tumbuh di era seperti ini dan sangat nyaman menggunakan teknologi dalam berbagai bidang kehidupannya. 

 

Nenek moyang digital yang pertama adalah generasi milenial, disusul oleh Gen Z dan seterusnya. Bahkan ketika mereka memahami teknologi, para digital native hanya menyebut mereka pengguna. 

 

Ini tidak berarti bahwa mereka memahami pemrograman komputer atau proses jaringan secara umum. Namun mereka lebih mudah mempelajarinya karena sudah mengenal teknologi sejak kecil. 

 

Pengembangan Digital Native 

 

Istilah digital native sebenarnya sudah digunakan lebih dari 20 tahun yang lalu. Orang yang pertama kali mencetuskan istilah tersebut adalah Marc Prensky dalam artikelnya "Digital Natives, Digital Immigrants" yang diterbitkan pada tahun 2001. Faktanya, artikel tersebut berisi tentang siswa yang akrab dengan sistem pendidikan Amerika dan teknologi modern. 

 

Dalam artikelnya Prensky menyampaikan bahwa guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan mulai menggunakan lingkungan pembelajaran berbasis teknologi. 

 

Hal ini lebih menarik bagi siswa dan dapat membantu mereka memahami lebih baik proses dan manfaat teknologi informasi. 

 

Faktanya, artikel Prensky menggambarkan mahasiswa kelahiran akhir 1990an dan akhir 1980an yang merupakan generasi milenial saat ini. Namun seiring evolusinya, istilah digital native juga mendapat banyak kritik dan persepsinya pun membaik. 

 

Bahkan, Marc Prensky sendiri mengoreksi bahwa istilah tersebut tidak boleh ditujukan hanya pada generasi tertentu, karena akan menimbulkan kesenjangan generasi. 

 

Jadi sekarang istilah digital native dapat merujuk pada orang-orang dari generasi mana pun yang telah mengenal teknologi pada usia yang sangat muda. 

 

Potensi Konflik Terkait Generasi Digital Native 

 

Kemajuan teknologi juga mendorong generasi digital native untuk terus berevolusi. Namun ternyata tidak semua masyarakat, terutama yang belum familiar dengan teknologi sebelumnya, menerima perubahan yang dibawanya. 

 

Tidak semua generasi tua mampu memanfaatkan teknologi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

 

Kondisi ini tentu akan mendorong terjadinya konflik antargenerasi yang didasari oleh perbedaan pemahaman teknologi setiap generasi.

 

1. Lingkungan Kerja

 

Tidak semua generasi terbiasa menggunakan teknologi, terutama generasi tua yang sudah lama bekerja. Generasi tua ini disebut dengan imigran digital, mereka tidak mengenal teknologi sejak kecil dan baru mulai menggunakannya saat dewasa.

 

Seiring berkembangnya mereka, semua bidang masih dibuat dengan manual. Konflik muncul karena digital native dan digital imigran memiliki pemahaman yang berbeda mengenai cara menyelesaikan suatu masalah di lingkungan kerja. 

 

Generasi digital native lebih mengandalkan teknologi dan fokus untuk menghasilkan pendapatan maksimal dengan mudah dan efisien.

 

 

Di saat yang sama, imigran digital masih terbiasa melakukan segala sesuatunya dengan tangan dan lebih memilih kerja keras.

 

2. Lingkungan Keluarga

 

Digital native dapat dengan cepat menyerap banyak informasi melalui internet. Mereka bisa belajar banyak hal dengan lebih mudah dibandingkan orang tuanya sebelumnya.

 

Beberapa orang tua memiliki sikap negatif terhadap media sosial dan internet secara umum karena mereka takut hal tersebut akan berdampak buruk pada anak mereka.

 

Padahal, segala sesuatu yang ada di Internet bisa berdampak baik jika kita memahami cara memanfaatkannya untuk hal-hal positif.

 

Perbedaan pemahaman tersebut dapat menimbulkan konflik antara anak dan orang tua dalam keluarga. Selain itu, keterbatasan orang tua dalam menerima informasi dan menggunakan teknologi dapat menyebabkan mereka memandang teknologi secara berbeda dibandingkan anak-anaknya.

 

3. Lingkungan Pendidikan

 

Salah satu bidang teknologi yang paling berpengaruh adalah pendidikan. Apalagi di masa pandemi seperti tahun 2020 ketika sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh secara online.

 

Peran teknologi dalam pendidikan membuat pembelajaran menjadi lebih efisien dan maju. Saat ini ada banyak aplikasi yang membantu siswa belajar.

 

Selain itu, guru juga harus beradaptasi dengan teknologi karena seluruh proses pengelolaan pendidikan kini sudah serba digital.

 

Lingkungan pembelajaran multimedia juga dapat mendukung pembelajaran di sekolah. Sebab penyajian materi menjadi lebih menarik dan interaktif sehingga siswa lebih mudah memahaminya dan menyenangkan.

 

Guru imigran digital tentu mengalami keterbatasan dalam pemahamannya terhadap teknologi. Hal ini menimbulkan konflik karena para guru mungkin kesulitan mentransfer ilmunya kepada siswa yang merupakan penduduk asli digital.

 

Bagi siswa, teknologi membuat pekerjaan lebih mudah dan belajar menjadi lebih menarik. Namun teknologi membuat pembelajaran menjadi lebih sulit bagi guru dan justru membuat proses belajar mengajar menjadi lebih sulit.

 

Dampak Digital Native Terhadap Bisnis 

 

Karena keakrabannya dengan teknologi, ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, para digital native cenderung memikirkan teknologi apa yang bisa mereka gunakan untuk menyelesaikannya. 

 

Sudah banyak penelitian mengenai cara berpikir para digital native, mereka berpikir secara berbeda dibandingkan orang-orang yang belum terpapar teknologi sejak lahir. Sifat unik dari digital native ini pasti mempengaruhi banyak bidang, termasuk bisnis dan pemasaran. 

 

Mereka bahkan mempromosikan diri mereka sendiri dalam proses rekrutmen, yang jarang dilakukan oleh generasi sebelumnya. 

 

Diginative tahu bagaimana membangun personal branding dan membangun hubungan dengan orang-orang di dunia maya. 

 

Mereka juga dapat memanfaatkan internet untuk mendapatkan banyak informasi dan belajar banyak. Hal ini membuat para nenek moyang digital banyak melahirkan ide-ide cemerlang dalam dunia bisnis dan teknologi. 

 

Demikian penjelasan mengenai asal muasal digital, mulai dari pemahaman, perkembangan, konflik, hingga dampak digital native terhadap bisnis. Memahami digital native dan pendapat mereka sangat penting bagi anda sebagai pemilik bisnis. 

 

Seperti yang kita ketahui, sebagian besar dari para digital native ini berada pada masa puncaknya dan merupakan calon konsumen produk anda. Dengan memahaminya, anda dapat lebih mudah membuat produk dan strategi pemasaran yang relevan.

Post a Comment

0 Comments