Sambut Datangnya Ramadan, Simak Tradisi Unik Masyarakat di Berbagai Daerah Indonesia yang Penuh Makna

Sambut Datangnya Ramadan, Simak Tradisi Unik Masyarakat di Berbagai Daerah Indonesia yang Penuh Makna



Setiap daerah di Indonesia mempunyai tradisi berbeda dalam menyambut Ramadhan. Rutinitas menyambut ramadan tersebut dilakukan secara turun temurun sebagai bentuk pelestarian budaya dan adat istiadat.

Berikut tradisi-tradisi menyambut Ramadhan di Indonesia yang penuh kegembiraan dan penuh makna:

Nyorog (Jakarta)

Masyarakat asli Jakarta atau suku Betawi mempunyai banyak tradisi yang masih bertahan hingga saat ini.

Salah satunya adalah tradisi Nyorog yang memberikan bingkisan sembako kepada anggota keluarga yang lebih tua. 

Entah itu orang tua, mertua, atau warga sekitar yang tinggal berbeda rumah.

Tradisi Nyorog tidak hanya sekedar mengirim makanan. Bahkan, tradisi menerima Ramadhan ini terjadi baik sebagai dasar rasa hormat maupun silaturahmi untuk mempererat hubungan persaudaraan antar umat.

Baca Juga : 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Indonesia yang Mesti Dikunjungi Selama Bulan Ramadan

Padusa (Yogjakarta)

Masyarakat Yogyakarta juga memiliki tradisi menerima Ramadhan yang masih diperingati hingga saat ini. 

Namanya Padusan atau dalam bahasa Jawa artinya padus (berenang). Padusan dilakukan sebagai bentuk penyucian diri dan penyucian jiwa dan raga menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. 

Jika ditilik lebih dalam, Padusa juga bisa diartikan sebagai momen untuk merenung dan merenungkan kesalahan yang telah kita lakukan. 

Dengan demikian, umat Islam dapat menjalankan ibadahnya dalam keadaan suci lahir dan batin.

Cucurak (Jawa Barat)

Selain itu, ada tradisi Cucurak atau dalam bahasa Sunda diartikan dengan bersenang-senang dan berkumpul bersama keluarga besar menyambut bulan suci Ramadhan. 

Selain berkumpul, tradisi Cucurak adalah makan bersama di atas daun pisang sambil duduk. Menunya antara lain nasi liwet, tempe, ikan asin dan sambal, serta lalapan.

Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tradisi Cucurak tidak hanya sekedar nongkrong dan makan bersama. 

Namun itu adalah momen persahabatan dan ajakan untuk saling bersyukur atas segala kebahagiaan yang Tuhan berikan.

Baca Juga : Inspirasi Jenis Jajanan Khas Ramadan yang Cocok Disantap Bersama Teman Hingga Keluarga

Mattunu Solong (Sulawesi Barat)

Selain itu, ada tradisi Mattunu Solong, warga Mandarin Polewali Sulawesi Barat menyambut Ramadhan. 

Tradisi menyambut Ramadhan dengan menyalakan lampu tradisional berbahan dasar kemiri yang ditumpuk dengan kapuk lalu dililitkan pada sebatang bambu. 

Lampu-lampu tersebut dipasang pada taman, halaman, tangga, pintu masuk dan dapur.

Menurut kepercayaan, tujuan dari tradisi Mattunu Solong adalah untuk mendapatkan keberkahan dari Tuhan dengan menyambut bulan suci Ramadhan.

Selain itu, tradisi ini juga dipanjatkan sebagai doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberikan kesehatan dan umur panjang sehingga dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar.

Meugang (Aceh)

Tradisi menyambut Ramadhan di Aceh juga sangat menarik yaitu tradisi Meugang atau Haghi Mamagag.

Tradisi menyambut Ramadhan ini sudah dilakukan sejak zaman kerajaan Aceh Darussalam atau dilanjutkan sejak abad ke-14.

Tradisi Meugang melibatkan memasak daging sapi, kambing, atau kerbau sehari sebelum Ramadhan.

Daging olahannya disantap bersama seluruh anggota keluarga. Tradisi Meugang selain dilakukan untuk menyambut Ramadhan, juga dilakukan untuk menyambut Idul Adha dan Idul Fitri.

Malamang (Sumatera Barat)

Masyarakat Sumbar rutin memperingati datangnya Ramadhan yang akan datang. 

Penduduk setempat melakukan tradisi yang tidak biasa, yaitu menyambut Ramadhan dengan gembira.

Tradisi malamang dilanjutkan dengan menyiapkan makanan tradisional lemang. Di balik kesederhanaan sajiannya, tradisi Malamang digunakan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan di kalangan masyarakat Minangkabau.


Referensi: https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/8-tradisi-menyambut-ramadan-di-indonesia-yang-penuh-makna

Post a Comment

0 Comments