Marketing MIX

 

 


Ada dua ruang lingkup yaitu ruang lingkup bidang kajian manajemen pemasaran dan ruang lingkup bidang kajian perilaku konsumen.

 

Jurnal tentang riset pasar di bidang pelayanan kesehatan

Analisis Produk Layanan Rumah Sakit dalam Lingkup Bauran Pemasaran

ABSTRAK

Rumah sakit sebagai institusi jasa yang besar, dituntut untuk mampu memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat dengan baik, hal ini dikarenakan banyak persaingan dan jika tidak memperhatikan tuntutan tersebut maka akan sulit mempertahankan kelangsungan hidupnya. Beberapa terobosan dalam pelayanan kesehatan merupakan suatu keharusan terutama untuk menjembatani jenjang perbedaan sosial dalam pelayanan kesehatan disatu pihak untuk mencari bentuk efisiensi pendanaan yang tepat bagi masyarakat dipihak lain. Untuk itu rumah sakit harus mampu menyusun strategi pemasaran melalui bauran pemasaran yang efektif dan efisien untuk perkembangan rumah sakit itu sendiri. Dalam konteks itu bauran pemasaran menjadi sesuatu perlu menjadi perhatian agar eksistensi rumah sakit baik secara bisnis ataupun non bisnis.

Kata kunci: marketing mix; pelayanan kesehatan; efisiensi; rumah sakit.

 

Penjelasan

Sebagai organisasi yang unik dan kompleks, membuat rumahsakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu, dan mampu memenuhi kebutuhan pasiennya. Dengan demikian rumah sakit tidak dapat dikelola dengan manajemen yang sederhana tetapi harus dikelola secara profesional sehingga mampu menjawab tantangan persaingan rumah sakit dimasa yang akan datang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikanperhatian terhadap bauran pemasaran yang diterapkan

Rumah sakit perlu mendesain program pemasaran agar produk mendapat respon dari pasar sasaran. Untuk itu diperlukan alat supaya program tersebut mencapai sasaran. Alat yang dimaksud dalam konteks ini merupakan program yang bisa dikontrol oleh organisasi yaitu bauran pemasaran (marketing mix). Karenanya perlu dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek-aspek yang ada sehingga rumah sakit dapat memaksimalkan segala potensi yang ada agar tujuan pemasaran dapat tercapai dengan tetap mengedepankan prinsip pelayanan.

Strategi bauran pemasaran (marketing mix) pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh manajemen agar dapat bertahan dalam operasionalnya berkaitan dengan permasalahan anggaran operasional adalah

1. Product (Produk) Menjaga mutu jenis pelayanan yang ada dan menambah produk layanan yang baru sesuai kebutuhan masyarakat. Stok obat dan bahan medis habis pakai yang kosong diantisipasi dengan cara membuat kontrak pengadaan barang dan jasa dengan sistem kontrak payung untuk kebutuhan 1 tahun. Dengan sistem ini ada jaminan ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai dari distributor dan distributor mendapat jaminan kepastian pembayaran. Dengan cara ini pelayanan kesehatan tidak terganggu, sehingga keinginan pasien untuk berobat ke rumah sakit semakin meningkat dan tidak perlu pindah ke rumah sakit lainnya

2. Price (Tarif/Harga) Melakukan revisi terhadap tarif pelayanan sesuai dengan unit cost dan kondisi harga barang saat ini

3. Promotion (Promosi) Meningkatkan promosi produk layanan kesehatan rumah sakit oleh manajemen ke semua lapisan masyarakat dengan memamfaatkan forum yang dimiliki stakeholder.

4. Place (Lokasi)Lokasi mudah diakses

5. People (Petugas/SDM) SDM yang banyak harus dikelola dengan baik agar dapat mendukung terciptanya mutu pelayanan yang baik.

6. Process (Proses) Melakukan evaluasi terhadap SOP yang berlaku disemua bagian pelayanan sesuai dengan arah perkembangan teknologi.

7. Physical Facility (Fasilitas Fisik) Untuk memberi rasa nyaman bagi para pasien secara berkesinambungan melakukan perbaikan terhadap fasilitas pelayanan yang ada sehingga bisa memberi rasa nyaman bagi pasien.

Beberapa strategi pemasaran yang sering dilakukan rumah sakit dengan memperhatikan bauran pemasaran (marketing mix) adalah :

a. Memperhatikan produk dengan mengembangkan produk layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan melakukan peningkatan mutu terhadap produk layanan yang telah ada

b. Melakukan efisiensi dan juga memberlakukan kebijakan yang berorientasi kepada pelanggan

c. Melakukan promosi secaraintensif denganturutmelibatkan semua SDM rumah sakit maupun dengan melibatkan stakeholder di Pemerintahan Kabupaten Merangin

d. Meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan karyawan melalui pendidikan dan juga pelatihan, workshop, seminar dan promosi pembelajaran

e. Pembuatan prosedur pelayanan (SOP) sehingga meminimalisasi kesalahan dalam proses pelayanan dan terimplementasi di semua bagian pelayanan

f. Perbaikan dan pembaharuan fasilitas pelayanan, misalnya dengan teknologi terbaru, kenyamanan ruangan, keamanan dan sebagainya.

ANALISIS ATP (ABILITY TO PAY) DAN WTP (WILLINGNESS TO PAY)

Ability to Pay adalah pertimbangan dalam membelanjakan penghasilannya/pengeluaran untuk membeli barang atau pelayanan lain.

Ability to Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal.

Dua batasan ATP yang dapat digunakan sebagai berikut:

1. ATP 1 adalah besarnya kemampuan membayar yang setara dengan 5 % dari pengeluaran pangan non esensial dan non makanan. Batasan ini didasarkan bahwa pengeluaran untuk non makanan dapat diarahkan untuk keperluan lain, termasuk untuk kesehatan

2. ATP 2 adalah batasan ini didasarkan kepada pengeluaran yang sebenarnya dapat digunakan secara lebih efesien dan efektif untuk kesehatan.

- WTP adalah jumlah maksimum dari status individu seseorang untuk kemauan membayar atas suatu barang atau jasa

- WTP sebagai harga tertinggi yang mau dibayarkan oleh masing-masing pembeli dengan menggunakan pendekatan surplus konsumen dari kurva permintaan (demand).

 

Bagaimana keterkaitannya dalam memahami industri perumahsakitan dalam konteks PP No 47 tahun 2021? Di katakan bahwa PP no 47 dimana rumah sakit di beri kewenangan untuk menentukan produknya sendiri

 

No 14 tahun 2021 hal 620-649

Standar Usaha Pelayanan Kesehatan yang di maksud di mana standar ini mengatur kegiatan Rumah Sakit dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat baik di Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta termasuk Rumah Sakit Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) dan Rumah Sakit Penanaman Modal Asing (PMA).

Perilaku Konsumen atau Consumer Behaviour adalah berupa proses yang berhubungan dengan bagaimana dan mengapa pelanggan memilih, membeli dan menggunakan suatu produk atau layanan demi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Perilaku Konsumen ini sangat penting dalam manajemen pemasaran karena dapat membantu pemasar untuk memahami apa yang mendasari pelanggannya untuk memilih dan menggunakan produknya ataupun mengapa pelanggan memilih produk pesaing lain daripada produknya.

Dalam manajemen pemasaran, perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian dan faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi keputusan tersebut. Para pemasar percaya bahwa dengan memahami apa yang mendorong seseorang untuk membeli produk atau layanan tertentu.

Ruang Lingkup Perilaku Konsumen

1. Menganalisis Peluang Pasar

Studi perilaku konsumen membantu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen yang tidak terpenuhi.

2. Memilih Target Pasar

Tinjauan peluang pasar seringkali membantu dalam mengidentifikasi segmen konsumen yang berbeda dengan keinginan dan kebutuhan yang sangat berbeda dan unik. Dengan mengidentifikasi kelompok-kelompok ini dan mempelajari bagaimana mereka berperilaku serta bagaimana mereka membuat keputusan pembelian memungkinkan pemasar untuk merancang dan memasarkan produk atau layanan yang sangat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumennya.

3. Menentukan Bauran Pemasaran yang tepat

Pemasar menentukan bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi dan promosi yang tepat.

4. Pemasaran di Bidang Sosial dan Organisasi Nirlaba

Studi perilaku konsumen berguna untuk merancang strategi pemasaran oleh organisasi sosial, pemerintah dan nirlaba untuk membuat program.

Post a Comment

0 Comments